Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (4): Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC

JAWA POS, SENIN KLIWON 29 DESEMBER 1986

Kisah-kisah Lanjutan dari Hongkong (4)
Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC




Setiap orang yang hendak ke Hongkong atau RRC, selalu dapat pesanan agar kalau pulang membawa batu Giok. Kata orang, batu Giok di sana murah harganya. Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya dengan batu Giok ini sehingga nantinya, Anda bisa memutuskan di mana Anda harus membeli, apakah di Hongkong atau di RRC.

Menyongsong pengembalian Hongkong pada RRC pada 1997 nanti, RRC telah membuka sebuah toko serba ada di Hongkong, yang menjual semua komoditi RRC  yang terkenal. Dari obat-obatan sampai pohon bonsai. Juga baju tebal untuk wisatawan yang akan ke RRC dijual di sana. Saya berani memastikan bahwa harga di Cina Departemen Store Itu jauh lebih murah. Mungkin untuk promosi. Sayangnya, turis Indonesia yang bakal ke RRC belum banyak yang tahu bahwa di Hongkong sebenarnya sudah ada supermarket yang menjual semua komoditi RRC.

Menjelajah RRC selama beberapa minggu, saya memang sering secara kelompok dibawa ke Friendship Store, sebuah toko semacam supermarket yang juga menjual batu Giok. Atau juga saya juga beberapa kali dibawa ke tempat industry batu Giok di RRC.

Tapi di sana saya jadi bingung. Harga batu Giok disana tidak sama. Khasiatnya juga dikatakan bermacam-macam. Ada penjual yang menyatakan bahwa batu Giok ini untuk memancing perjodohan. Artinya, mereka belum punya jodoh jika memakai gelang batu Giok ini akan segera mendapatkan jodoh yang cocok. Ada lagi yang menyatakan bahwa kalau jodoh dengan batu yang bersangkutan, maka batu Giok itu, jika sudah dipakai, akan berubah warna, makin cerah. Ini untuk gelang.

Jadi, harga batu Giok sebenarnya seperti harga batu akik di Indonesia. Bisa mahal, bisa murah. Mestinya, harga batu Giok ini bisa lebih diatur jika dibandingkan dengan harga batu akik. Sebab, toko-toko yang menjual batu Giok di RRC juga dikuasai pemerintah. Dengan demikian sebenarnya sangat diharapkan bahwa mutunya juga sama. Tapi, ternyata dalam soal mutu tidak ada patokannya. Seringkali bentuknya sama, warnanya sama tetapi harganya tidak sama.

Kita ambil contoh saja, di Nanjing. Sebuah Giok kecil untuk diikat sebagai mata cincin harganya bisa 20 yuan. Tapi, di Wushi misalnya, harganya bisa 10 yuan. Kalau dilihat dengan mata telanjang, ya bentuk dan warnanya sama saja. Jika kita tanyakan pada pemandu wisata kita, maka mereka juga tidak bisa memberikan jaminan mana yang lebih baik.

Bahkan, kalau Anda ingin mengadakan tour ke RRC, hati-hati dengan pemandu wisata. Di satu kota ia akan bilang bahwa batu Giok di kota ini sangat masyur. Anda akan tergiur dan membeli beberapa batu Giok, tapi di kota lain dia akan bilang lagi batu Giok di kota ini paling istimewa. Saya tidak marah pada mereka. Itulah kepandaian mereka dalam upaya mengeruk yuan dari kantong turis. Mereka, para pemandu wisata di sana, berhasil mulus. Banyak di antara turis kita yang mengerutu karena di satu kota ada yang lebih mahal, ada yang lebih murah.

Karena itu saya menganjurkan untuk membeli di Hongkong saja. Sebagai satu promosi, RRC pastilah menjual barangnya yang sangat prima di Hongkong. Di sini mereka tak akan menjual barang-barang dengan kualitas nomor dua. Ini keyakinan saya. Karena di RRC juga ada batu Giok suntikan. Artinya, yang bukan asli batu, tapi mungkin saja plastik yang kemudian disuntik dengan warna hijau gelap sehingga menyerupai warna asli batu Giok.

Sudah barang tentu, yang suntikan ini murah sekali harganya bahkan tak ada nilainya sama sekali. Jika anda membelinya dan kemudian memakainya sebagai gelang, sudah tentu warnanya tak akan berubah, juga tidak bisa menunjukkan apakah Anda sedang hoki atau tidak. Warnanya ya akan tetap sama. Padahal batu Giok asli seperti yang saya utarakan di atas, bisa berubah warna, menjadi lebih terang jika cocok dengan pribadi yang memakainya. Warna akan makin cemerlang setiap saat.

Sekarang ini ada batu Giok yang beredar luas di RRC yang dikatakan bisa menolong Anda sekali saja dalam seumur hidup. Namanya “Jade of Happines”. Bentuknya seperti mata cincin pada umumnya. Ia mempunyai syarat. Jika anda mengikatnya dengan emas, ia tidak boleh diikat dengan emas yang 24 karat.  Juga tidak boleh dengan 22 karat. Ia harus diikat dengan emas yang berkarat 18. Angka 18 memang mempunyai kedudukan yang unik dalam masyarakat Cina. Angka itu bisa berarti sumber kemakmuran atau kas Negara, sumber keuangan. Menurut cerita dari mulut ke mulut, jika Anda bakal menghadapi musibah, mata cincin yang sudah Anda ikat dengan emas 18 karat itu akan hilang begitu saja tanpa anda ketahui di mana hilangnya. Jika ini terjadi, maka berarti batu Giok itu telah menyelamatkan Anda dari marabahaya yang Anda sendiri tidak menduga.

Tahayul? Mungkin saja. Tetapi kepercayaan yang meluas di RRC sekarang, memang demikian. Batu Giok semacam itu dijual di Hongkong, di Cina Departemen Store tadi. Harganya yang asli berkisar antara 20 sampai 40 yuan. Padahal, di RRC ada yang menjual dengan 2 yuan, bahkan di satu kota ada yang menjual dengan 1 yuan. Anda bisa mmbayangkan kualitasnya.

Batu Giok tidak selalu harus berbentuk mata cincin atau gelang. Ia bisa saja berbentuk mata kalung dengan mengambil imitasi dari hiasan ibu suri raja-raja Cina tempo dulu. Jenis ini hanya untuk kaum muda dan tidak bisa dipakai di sembarang tempat. Sebab kalung dengan mata Giok ini tentu hanya untuk mengikuti mode saja. Tapi, yang unik adalah tasbih untuk umat Budha. Ada juga yang terbuat dari batu Giok. Ini sangat mahal. Butir-butir tasbih tadi berkisar mulai dari 18 sampai 108 butir dan semuanya terbuat dari batu Giok yang indah. Harga yang bukan suntikan berkisar antara 1.000 sampai 2.500 yuan. Di bawah  harga itu, bisa diragukan keasliannya.


(bersambung)

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong
(1) Twako
(2) Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997
(3) Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji
(4) Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC
(5) Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987
(6) Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia
(7) Memenuhi Keinginan Terpendam Duapuluh Tahun yang Silam.