Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (7): Memenuhi keinginan terpendam duapuluh tahun yang silam.


JAWA POS, JUMAT WAGE 2 JANUARI 1987

Kisah-kisah Lanjutan dari Hongkong (7-Habis):
Memenuhi Keinginan Terpendam Duapuluh Tahun yang Silam.



Meskipun waktu mau berangkat ke Hongkong dibebani macam-macam tugas, saya sebenarnya mempunyai keinginan tersendiri menelusuri tempat-tempat Suzie Wong. Jika anda seusia dengan saya, di atas empat puluh tahun, pastilah masih ingat siapa Suzie Wong: seorang pelacur dalam film “The World of Suzie Wong”. Nancy Kwan yang memerankannya, sedangkan pemeran prianya adalah Willian Holde.

Waktu itu, Suzie Wong menjadi idola remaja seperti saya, sehingga tokoh itu seperti benar-benar hidup. Suzie Wong yang mengenakan Shanghai dress berwarna kuning belahan kaki yang terbuka, benar-benar tidak hanya menggairahkan, tetapi juga mengesankan.

Novel Richard Mason yang difilmkan dua puluh tahun lalu itu, memang jadi box office. Karenanya, sejak lama saya ingin mendatangi tempat-tempat seperti yang diceritakan Richard dalam novelnya. Pengarang itu mencatat secara terperinci nama hotel di mana Suzie Wong dan kawan-kawannya beroperasi.

Saya meyakini, jika Suzie Wong masih hidup, pastilah sekarang sudah nenek-nenek. Little Alice, misalnya yang oleh Richard dilukiskan sebagai WTS yang bertubuh montok dan suka cekikikan atau Minnie Ho yang seperti anak kucing liar atau Typhoo yang menggiurkan bak angin  Typhon yang suka membuat Hongkong tergoyang-goyang. Semuanya masih terasa hidup sampai kini.

Saat itu, kemasyuran Nancy Kwan yang memerankan Suzie hanya tersaingi oleh Jacqueline Kennedy, istri Presiden AS juga sama-sama cantiknya.

Karena itu, ketika taksi di Hongkong meminta 100 dolar Hongkong sejam untuk mengantarkan saya mencari Nam Kok Hotel, saya setuju saja. Ternyata, Nam Kok Hotel seperti yang diceritakan secara terperinci itu tak bisa saya jumpai. Apakah pengarang novel itu benar-benar cuma berkhayal?

Sopir taksi yang melihat saya gelisah, rupanya luluh juga hatinya. Ia berkata pada saya, mungkin saja hotel itu sudah dibongkar dan diganti flat. Ah, sopir ini betul juga. Mengapa saya tidak punya anggapan seperti itu.
Melihat ia bersimpati terhadap saya, saya minta dia mengantarkan saya di mana tempat WTS yang sering didatangi orang asing. Saya ajukan pertanyaan ini karena karena saya masih ingat betul, lakon yang diceritakan oleh Richard Mason adalah kisah cinta seorang wartawan Barat dengan seorang WTS di Hongkong.

Sopir itu mangut seraya tertawa. Mungkin ia beranggapan saya ingin iseng. Saya pun kemudian dibawa ke satu komplek. Apa nama komplek iitu saya tak tau dan sebaiknya saya tidak tahu agar tidak datang lagi kedua kalinya.

Tempat yang saya datangi itu ternyata sebuah barak pelacuran yang sangat tradisional. Terdapat dalam satu ruangan sebuah flat di tingkat tujuh. Yah, inikan Hongkong. Kompleks WTS pun flat. Benar-benar sudah tak ada tanah di sana. Karena di flat, sudah tentu sempit dan pengap.Kamar-kamar WTS itu berada di kanan dan kiri dan di tengahnya ada lorong jalan yang sempit.

Saking sempitnya, saya tidak bisa berjalan dengan tubuh menghadap kemuka. Saya harus jalan miring. Tapi, rupanya, justru di sinilah unsur komersialnya. Jika orang orang berjalan menghadap depan seperti biasa, maka dia harus tengok kanan kiri, jika ingin melihat WTS yang di parkir di kamar-kamar tersebut. Tapi, karena orang harus jalan miring, maka tanpa harus menegok orang sudah tahu dengan sendirinya kamar yang sedang tidak terpakai dan mana yang terbuka gordennya dengan seorang wanita berpakaian shanghai dress dengan belahan kaki yang tinggi. Mereka, biasanya menyapa dengan kata pendek. “Halo…!”. Tidak dengan, kalimat panjang-panjang. Misalnya: Mampir mas..ayo mas dan lain-lain seperti di sini.

Sopir yang mengantarkan saya masih di belakang ikut saya. Ia begitu baik mengantarkan saya. Ia mengatakan, banyak orang asing yang datang kesini, karena murah. “Only Twenty”, ujarnya. Saya segera mengajaknya pulang. Duapuluh dolar kalo dikalikan Rp 212,- (kurs Hongkong dolar saat itu) berarti Cuma empat ribu. Saya bergidik sendiri memikirkan macam WTS apa yang dijajakan di tempat itu.

Ada beberapa taksi yang menunggu di situ. Sopir itu masih berbaik hati menunjukkan buku Richard Mason kepada sopir-sopir yang lain. Ia menanyakan di mana Nam Kok Hotel seperti yang diceritakan dalam buku.
Ternyata berkat kesigapannya ia berhasil juga mengetahui di mana Nam Kok Hotel. Seperti dugaan semula, hotel itu sudah dibongkar pada 1970. Kini sudah berubah menjadi sebuah bar. Ada dua bar yang menarik di sana;  yakni Wanchai dan Tsim Sha Tsui Gawk Bar. Yang terakhir masih memanfaatkan nama Suzie Wong. Slogan mereka : New World of Suzie Wong.

Di situ juga masih terpampang sebuah poster film The World of Suzie Wong berwarna merah dengan tulisan hitam dan sebuah tarian yang benar-benar berakhir telanjang bulat yang dilakukan oleh penari-penari dari jepang.

Setelah semalam suntuk dalam keterbatasan waktu di Hongkong, akhirnya saya kembali ke penginapan. Karena di luar negeri, saya harus benar-benar irit. Malam ini saya catat  taksi 200 dolar. Hostes di bar serta mentraktir minumannya 100 dolar Hongkong (tak sampai 1 jam).

Bukan main yang saya hamburkan malam itu dan sekarang saya hanya bisa geleng-geleng kepala saja. Tapi, betapapun saya gembira keinginan dua puluh tahun silam terobati. Saya terkecoh gara-gara sebuah novel yang difilmkan.

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (6): Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia


JAWA POS , RABU PAHING 31 DESEMBER 1986

Kisah-kisah Lanjutan dari Hongkong (6)
Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia


Akhirnya, giliran saya maju menghadap peramal Hongkong yang bernama Sim Siangseng yang terkemuka itu. Setengah jam saya antri di situ sebab seperti saya ceritakan kemarin, ada lima orang antri sebelum saya. Pemandu saya menanyakan apa yang ingin saya ketahui. Dia ingin menyampaikan dalam bahasa sana. Ketika Siangseng tahu bahwa yang ingin saya ketahui bukan tentang nasib sendiri melainkan tentang negara saya seperti yang ia meramal tentang Amerika, Eropa dan Cina, dia bangkit. Ia mengambil sesuatu dari rak bukunya dan kembali dengan sebuah buku yang penuh catatan dengan huruf Cina tentang Indonesia. Saya bisa beranggapan bahwa catatan itu tentang Indonesia karena di situ ada peta Indonesia.

“Indonesia?” tanyanya dengan suara yang berat. Saya menganggukkan kepala. “Presiden anda, Soeharto?” katanya lagi.Saya mengangguk lagi “Nice man”, ujarnya tiba-tiba. Kemudian pemandu wisata saya menerjemahkan bahwa menurut pendapatnya, Soeharto adalah orang yang baik hati dan Indonesia boleh berbahagia mempunyai pemimpin seperti dia.

Ia menyinggung soal lain, tentang pemilu. “Pemilu yang bakal terjadi di Indonesia akan berjalan mulus”, katanya.“Paling mulus di seluruh dunia”, tambahnya. Menurut Siangseng tidak akan terjadi pergolakan selama pemilu nanti.

Di bidang ekonomi, menurut Siangseng akan ada pola kebijakan baru yang bakal dikeluarkan oleh pemerintah yang akan menentukan strategi ekonomi bangsa pada tahun 1987. Gerakan yang timbul adalah gerakan maju dan menguntungkan masyarakat banyak.
Sesudah pemilu nanti akan muncul pula kebijaksanaan baru lagi di bidang perekonomian dan perdangan. Tapi, semuanya mengarah ke segi yang positif. Sekali lagi ini hanyalah semua ramalan yang tidak jelas apa saja dasar yang dipakai untuk mengeluarkan ramalannya itu. Yang jelas, arah yang hendak dicapai oleh perubahan-perubahan tersebut, menurut ramalan Siangseng merupakan upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian pada 1987 yang tampaknya masih terpenagruh oleh situasi ekonomi pada 1986. Pemerintah tampaknya serius mendobrak kelesuan itu.

Mengenai perekonomian ini, menurut Siangseng, jalan keluar bagi Indonesia pada 1987 nanti adalah jangan menggantungkan diri pada negar-negara yang maju. Karena, negara-negara yang maju itu akan menghadapi masalah sendiri di dalam negeri mereka, sehingga mereka juga akan mengadakan proteksi. Indonesia harus mengerahkan diri pada sesama negara berkembang, saling tukar menukar komoditi yang berlebih.

Di bidang pangan, pada pertengahan 1987 akan ada sedikit gangguan, karena adanya bencana alam yang merusak hasil pertanian. Karenanya, sejak awal gudang-gudang beras harus diisi untuk menghadapi setiap gejolak yang mungkin terjadi pada 1987. Bencana alam itu menurut Siangseng akan merupakan bencana alam yang tiba-tiba. Ketika ditanya apa mungkin merupakan letusan gunung berapi yang sekarang sedang tidur, ia menjawab mungkin saja. Di bagian mana?.Jawabnya, di Indonesia Timur.

Masalah transmigrasi juga termasuk yang diramal. Menurut dia soal ini harus dibenahi pada 1987. Menurut Siangseng, selama perekonomian belum pulih 100%, masalah transmigrasi sebaiknya tidak banyak direalisasikan pada 1987. Sebaiknya, tahun ini cuma mengadakan rehabilitasi dari proyek-proyek transmigrasi yang sudah ada dan tengah berjalan. Dengan demikian, diharapkan masalah transmigrasi akan selesai dibenahi pada 1987 dan bisa  dimulai lagi pada 1988.

Mengenai soal orang per orang, menurut Siangseng pada tahun kelinci ini yang menurut orang Cina berada di atas, orang pantang pindah rumah. Ingat. Yang ditegaskan adalah pindah rumahnya dan bukan beli rumahnya. Juga, yang dimaksudkan tentu pada 1987 setelah Februari.

Sesudah pemilu 1987 situasi keamanan nasional di Indonesia akan lebih mantap lagi dengan munculnya pemimpin-pemimpin muda. Beberapa pejabat sekarang di bagian eksekutif akan mundur dan diganti angkatan muda. Semua pergantian akan berjalan dengan mulus. Yang perlu diperhatikan pada 1987 bagi Indonesia adalah di bidang pendidikan. Sebagai dampak dari sitem pendidikan yang bongkar pasang di tahun-tahun yang lampau, Indonesia terpaksa memulai sistem pendidikan yang baru untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di luar negeri, agar dengan demikian Indonesia juga mendapat penilaian yang positif dari luar negeri.

Meskipun banyak kemelut, kemajuan akan terjadi di kalangan kaum intelektual kita. Beberapa sarjana kita akan mendapatkan penghargaan luar negeri, terutama di bidang hukum dan manajemen. Di bidang hukum, akan banyak terjadi banyak perubahan penting pada 1987. Indonesia akan merupakan Negara ASEAN nomor satu dalam bidang pemberantasan penyeludupan yang bisa berdampak besar terhadap perekonomian kita secara nasional, ujar Siangseng. Tapi, ia mengingatkan bahwa pemberantasan itu berjalan bertahap. Sebab, biarpun penyeludupan itu sendiri merupakan satu kejahatan, penyeludupan itu sendiri merupakan mata rantai dari satu kehidupan perekonomian international yang dikuasai sindikat-sindikat.

Ditanya tentang situasi nasional pada umumnya di Indonesia pada tahun 1987, Siangseng dengan memperhatikan peta Indonesia menyatakan bahwa gejolak pertikaian di dalam negeri antara individu memang bisa saja terjadi, tapi itu merupakan riak kecil sekali dan tak ada hubungannya dengan kemantapan ketahanan nasional Indonesia.

Iacuma mengingatkan bahwa akan terjadi perubahan dalam stelsel orang-orang yang ambil peran dalam bidang bisnis. Beberapa tokoh bisnis yang terkenal akan berubah. Ia menyebutkan beberapa nama. Dan akan muncul tokoh-tokoh muda yang lebih punya peran vital. Dia juga menyebutkan beberapa nama.

Menurut pendapatnya, hal tersebut sebagai akibat bergesernya komoditi favorit dari tahun silam dengan yang terjadi pada tahun1987 akibat pergeseran yang terjadi pada harga minyak 1987 yang bakal sampai pada titik yang paling menentukan.

Menurut Siangseng, banyak juga orang Indonesia yang datang padanya untuk memperoleh ramalan-ramalannya. Selain musibah berupa letusan gunung berapi yang sudah lama tidur seperti yang sudah disebutkan di muka, menurut Siangseng, persoalan pangan kita akan terganggu banjir. Karenanya harus hati-hati, sebab Indonesia mempunyai penduduk cukup besar.

Pada 1987 menurut Siangseng juga akan ditandai dengan banyaknya kecelakaan lalu lintaa, sebab itu ketertiban lalu lintas harus dijaga betul. Nyawa akan melayang dalam jumlah banyak secara sia-sia.
Pada akhir ramalannya, Siangseng menyatakan, seperti juga dengan masyarakat Hongkong, masyarakat Indonesia pada umumnya bisa melewati 1987 dengan penuh kegembiraan dan selamat. Ia tidak melihat hal-hal menakutkan terjadi pada bangsa Indonesia. Tapi, tetap mesti mengencangkan ikat pinggang “Oh mesti, mesti”, jawabnya. ”Yang mau enak harus hidup sederhana”, ujarnya. Kemudian ditambahkan, dan dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan…. !

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (5): Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987

JAWA POS, SELASA LEGI 30 DESEMBER 1986

Kisah-kisah Lanjutan dari Hongkong (5)
Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987





Tidak semua ahli fungshui bisa meramal keadaan di masa mendatang. Tapi, kadang juga ada yang mengaku bisa. Di Hongkong, peramal masa depan di sebut “fortune teller”, artinya, pencerita masa depan. Ahli fungshui terkemuka yang biasa dipanggil dengan panggilan Ng, yang saya datangi, mengaku tidak bisa meramal, tetapi dia menunjukkan kepada saya seorang fortune teller yang menurut pendapatnya lumayan, yang tinggal di sebuah flat di Des Voeux Road, Hongkong.

Masyarakat di sekitar tempat itu memanggilnya dengan Sim Siangseng. Ketika saya datang ke tempatnya masih ada lima orang lain yang ingin berkonsultasi mengenai masa depan, atau yang bakal dikenal dengan tahun kelinci mereka. Rupanya Sim Siangseng cukup laris, terutama menjelang akhir tahun seperti ini. Mereka bertanya, tentang apa yang bakal terjadi pada tahun 1987. Sambil melayani tamu yang lain, Siangseng memberikan sebuah kitab yang berisikan ramalan umum mengenai 1987.

Menurut Sianseng, pada tahun 1987 akan membawa perubahan besar bagi masyarakat dunia. Sebab, kelinci menurut kepercayaan legenda Cina berada diatas bulan. Satu tempat yang jauh sekali dibandingkan dengan tempat di mana macan berada. Macan, menurut kepercayaan itu berada di daratan.  Didasarkan pada legenda tersebut yakni bahwa kelinci berada di atas dan macan di bawah, dengan demikian akan terjadi perubahan besar pada dunia.

Di cina atau di Hongkong sendiri akan terjadi perubahan besar di bidang politik. Akan terjadi pergolakan besar di daratan Cina yang getarannya akan terasa sampai ke Hongkong, sehingga pada akhirnya, menurut Siangseng, juga akan berpengaruh pada pemuda-pemuda di Hongkong untuk menentukan sikapnya. Apakah gelombang demonstrasi di Cina menjelang akhir tahun ini merupakan gejala awalnya, masih belum jelas. Yang jelas di Hongkong getaran pergolakan itu akan berpengaruh juga di bidang keuangan dan perekonomian. Cuma di Hongkong akan selamat melewati getaran-getaran dari daratan Cina.

Selain itu, di daratan Cina sendiri pada tahun 1987 akan merupakan tahun kelabu. Tokoh-tokoh penting yang sekarang menduduki posisi top akan pensiun, atau akan diberhentikan karena mereka menyokong gerakan-gerakan baru. Perekonomian di daratan Cina akan bertambah parah jika tidak cepat memperoleh suntikan dana yang lebih besar lagi. Siangseng dalam ramalannya mengatakan, dengan istilah, “Ibarat naga yang muncul di permukaan laut, ombaknya bisa membuat oleng kapal-kapal yang sedang berlabuh di pantai”.

Eropa paling terasa tenteram. Rakyat di sana akan hidup lebih dari cukup dan tidak berpenaruh pada resesi ekonomi dunia. Cuma menurut Siangseng, akan ada beberapa kepala Negara yang meninggal bukan karena sakit. Ia menyebutkan Negara-negara yang bersangkutan dengan istilah B, Y, R, dan S.

Di Amerika, Kanada, dan Australia, bakal terjadi perubahan penting di kalangan para pemimpin. Pemimpin tua berjatuhan dan bakal diganti angkatan muda yang sama sekali belum diperhitungkan. Semua itu diramalkan sebelum peristiwa Iran gate. Sebab, saya sendiri ke rumahnya tepat saat Iran gate baru saja muncul ke permukaan.

Musibah terbesar akan terjadi di Australia berupa bencana alam di pertengahan 1987. Meskipun korban jiwa tidak begitu besar tapi kerugian harta benda sangat besar. Musim dingin yang paling buruk akan melanda Kanada. Sedangkan di Amerika Serikat akan ada pergolakan ekonomi yang menyeluruh. Dengan demikian, pada 1987 Amerika Serikat akan mengadakan proteksi besar-besaran terhadap barang-barang yang selama ini masuk ke sana.

Di bidang Ekonomi, pada tahun 1987 bakal terjadi perombakan struktur dagang yang penting di kalangan negara-negara yang sekarang dianggap punya sistem perdagangan yang kuat. Meskipun minyak masih belum bisa kembali sebagai primadona, situasi perminyakan akan menjadi lebih baik pada 1987.

Untuk Hongkong sendiri industri pakaian jadi akan berkembang dengan pesat pada tahun 1987. Hongkong akan mengalami kesulitan sedikit menjelang akhir 1987 di bidang keuangan, karena pembangunan yang tidak terkendalikan di dalam negeri dan banyaknya dana Hongkong yang akan pindah keluar negeri.

Dibidang hukum, mulai longgar ketimbang tahun 1986. Cuma menurut  Siangseng dalam tahun 1987 akan lebih banyak orang yang meringkuk di penjara jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sianseng tidak menyebutkan mengapa demikian.

Yang unik dalam ramalam yang ditulis Siangseng dalam kitab tulis itu adalah bahwa ia meramalkan sebagai berikut:
Capricornus: perubahan penting tidak akan terjadi dalam tahun ini.
Aquarius: Harapan untuk mendapatkan keuntungan yang yang lebih ada di depan pintu.
Pisces:  Jika Anda kurang hati-hati, Anda akan menyesal di belakang hari.
Aries: Bakal ada dewa penolong dalam tahun ini.
Taurus : Anda dihadapkan pada kerja keras dalam tahun ini.
Gemini: Sinar terang ada di depan Anda, mengapa harus gelisah?
Cancer: Kendalikan diri, jika ingin tentram dan tak banyak godaan.
Leo: Karier baru ada di depan mata.
Virgo:  Mengapa harus menyesal jika lubang tersebut Anda ciptakan sendiri?
Libra: Layar sudah dibentangkan, kapal mau tak mau harus berlayar.
Scorpio: Jangan mencoba hal-hal yang di luar kemampuan anda.
Sagitarius: Jika beruntung Anda bisa ke luar negeri.
Ketika saya tanyakan kepada pemandu wisata saya, mengapa ramalan-ramalan tersebut begitu singkat, dia memberikan jawaban pada saya, itulah cara-cara fortune teller mendapatkan ”klien”. Dengan singkat-singkat begitu, orang akan penasaran dan akan bertanya.

Setiap konsultasi tidak tentu tarifnya. Lihat permasalahannya. Untuk yang umum cuma 20 dolar Hongkong. Tapi, yang khusus yakni ramalan untuk setahun penuh, serta pantangan-pantangan yang harus dilakukan untuk menghindari marabahaya, tarifnya bisa sampe 1.000 dolar Hongkong.

Sudah barang tentu, seperti juga di Indonesia ramalan-ramalan memegang peranan cukup penting. Ini buktinya, horoskop yang ada di surat kabar dicandui orang. Laki-laki, perempuan, tua, muda. Juga di Hongkong. Ketika saya menunggu klien yang sudah datang sebelum saya, datang lagi seorang ibu dengan anak gadisnya yang saya taksir berusia 20 tahun. Pemandu wisata saya yang sudah barang tentu fasih berbahasa Cina membisikkan kepada saya bahwa Klien yang sekarang dilayani nasibnya jelek di tahun kelinci. Ia Shio Kambing. Pemandu wisata saya mengatakan bahwa Siangseng sedang memberi ciswak kepada kliennya, yakni harus sembanyang di klenteng, tujuh kali setiap bulan, sepanjang 1987 nanti.
Betulkah dengan ciswak itu malapetaka bisa dihindari? Tahayul? Mungkin saja. Tapi, bukankah ini satu upaya manusia untuk mencapai ketentraman jiwa? Seandainya ia mengenal perkembangan dunia yang modern ia akan pergi ke psikolog dan bukan ke ahli ramal atau fortune teller?

Saya sabar saja menunggu giliran. Ada yang imgin saya tanyakan tentang Indonesia. Karena dari ramalannya yang ada di kitab tulis itu, ia meramal tentang banyak negara. Cuma yang diramalkan di dalam kitab tulis itu adalah ramalan negara-negara di mana banyak orang Hongkong hijrah ke sana.

(bersambung)

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong
(1) Twako
(2) Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997
(3) Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji
(4) Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC
(5) Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987
(6) Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia
(7) Memenuhi Keinginan Terpendam Duapuluh Tahun yang Silam.




Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (4): Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC

JAWA POS, SENIN KLIWON 29 DESEMBER 1986

Kisah-kisah Lanjutan dari Hongkong (4)
Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC




Setiap orang yang hendak ke Hongkong atau RRC, selalu dapat pesanan agar kalau pulang membawa batu Giok. Kata orang, batu Giok di sana murah harganya. Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya dengan batu Giok ini sehingga nantinya, Anda bisa memutuskan di mana Anda harus membeli, apakah di Hongkong atau di RRC.

Menyongsong pengembalian Hongkong pada RRC pada 1997 nanti, RRC telah membuka sebuah toko serba ada di Hongkong, yang menjual semua komoditi RRC  yang terkenal. Dari obat-obatan sampai pohon bonsai. Juga baju tebal untuk wisatawan yang akan ke RRC dijual di sana. Saya berani memastikan bahwa harga di Cina Departemen Store Itu jauh lebih murah. Mungkin untuk promosi. Sayangnya, turis Indonesia yang bakal ke RRC belum banyak yang tahu bahwa di Hongkong sebenarnya sudah ada supermarket yang menjual semua komoditi RRC.

Menjelajah RRC selama beberapa minggu, saya memang sering secara kelompok dibawa ke Friendship Store, sebuah toko semacam supermarket yang juga menjual batu Giok. Atau juga saya juga beberapa kali dibawa ke tempat industry batu Giok di RRC.

Tapi di sana saya jadi bingung. Harga batu Giok disana tidak sama. Khasiatnya juga dikatakan bermacam-macam. Ada penjual yang menyatakan bahwa batu Giok ini untuk memancing perjodohan. Artinya, mereka belum punya jodoh jika memakai gelang batu Giok ini akan segera mendapatkan jodoh yang cocok. Ada lagi yang menyatakan bahwa kalau jodoh dengan batu yang bersangkutan, maka batu Giok itu, jika sudah dipakai, akan berubah warna, makin cerah. Ini untuk gelang.

Jadi, harga batu Giok sebenarnya seperti harga batu akik di Indonesia. Bisa mahal, bisa murah. Mestinya, harga batu Giok ini bisa lebih diatur jika dibandingkan dengan harga batu akik. Sebab, toko-toko yang menjual batu Giok di RRC juga dikuasai pemerintah. Dengan demikian sebenarnya sangat diharapkan bahwa mutunya juga sama. Tapi, ternyata dalam soal mutu tidak ada patokannya. Seringkali bentuknya sama, warnanya sama tetapi harganya tidak sama.

Kita ambil contoh saja, di Nanjing. Sebuah Giok kecil untuk diikat sebagai mata cincin harganya bisa 20 yuan. Tapi, di Wushi misalnya, harganya bisa 10 yuan. Kalau dilihat dengan mata telanjang, ya bentuk dan warnanya sama saja. Jika kita tanyakan pada pemandu wisata kita, maka mereka juga tidak bisa memberikan jaminan mana yang lebih baik.

Bahkan, kalau Anda ingin mengadakan tour ke RRC, hati-hati dengan pemandu wisata. Di satu kota ia akan bilang bahwa batu Giok di kota ini sangat masyur. Anda akan tergiur dan membeli beberapa batu Giok, tapi di kota lain dia akan bilang lagi batu Giok di kota ini paling istimewa. Saya tidak marah pada mereka. Itulah kepandaian mereka dalam upaya mengeruk yuan dari kantong turis. Mereka, para pemandu wisata di sana, berhasil mulus. Banyak di antara turis kita yang mengerutu karena di satu kota ada yang lebih mahal, ada yang lebih murah.

Karena itu saya menganjurkan untuk membeli di Hongkong saja. Sebagai satu promosi, RRC pastilah menjual barangnya yang sangat prima di Hongkong. Di sini mereka tak akan menjual barang-barang dengan kualitas nomor dua. Ini keyakinan saya. Karena di RRC juga ada batu Giok suntikan. Artinya, yang bukan asli batu, tapi mungkin saja plastik yang kemudian disuntik dengan warna hijau gelap sehingga menyerupai warna asli batu Giok.

Sudah barang tentu, yang suntikan ini murah sekali harganya bahkan tak ada nilainya sama sekali. Jika anda membelinya dan kemudian memakainya sebagai gelang, sudah tentu warnanya tak akan berubah, juga tidak bisa menunjukkan apakah Anda sedang hoki atau tidak. Warnanya ya akan tetap sama. Padahal batu Giok asli seperti yang saya utarakan di atas, bisa berubah warna, menjadi lebih terang jika cocok dengan pribadi yang memakainya. Warna akan makin cemerlang setiap saat.

Sekarang ini ada batu Giok yang beredar luas di RRC yang dikatakan bisa menolong Anda sekali saja dalam seumur hidup. Namanya “Jade of Happines”. Bentuknya seperti mata cincin pada umumnya. Ia mempunyai syarat. Jika anda mengikatnya dengan emas, ia tidak boleh diikat dengan emas yang 24 karat.  Juga tidak boleh dengan 22 karat. Ia harus diikat dengan emas yang berkarat 18. Angka 18 memang mempunyai kedudukan yang unik dalam masyarakat Cina. Angka itu bisa berarti sumber kemakmuran atau kas Negara, sumber keuangan. Menurut cerita dari mulut ke mulut, jika Anda bakal menghadapi musibah, mata cincin yang sudah Anda ikat dengan emas 18 karat itu akan hilang begitu saja tanpa anda ketahui di mana hilangnya. Jika ini terjadi, maka berarti batu Giok itu telah menyelamatkan Anda dari marabahaya yang Anda sendiri tidak menduga.

Tahayul? Mungkin saja. Tetapi kepercayaan yang meluas di RRC sekarang, memang demikian. Batu Giok semacam itu dijual di Hongkong, di Cina Departemen Store tadi. Harganya yang asli berkisar antara 20 sampai 40 yuan. Padahal, di RRC ada yang menjual dengan 2 yuan, bahkan di satu kota ada yang menjual dengan 1 yuan. Anda bisa mmbayangkan kualitasnya.

Batu Giok tidak selalu harus berbentuk mata cincin atau gelang. Ia bisa saja berbentuk mata kalung dengan mengambil imitasi dari hiasan ibu suri raja-raja Cina tempo dulu. Jenis ini hanya untuk kaum muda dan tidak bisa dipakai di sembarang tempat. Sebab kalung dengan mata Giok ini tentu hanya untuk mengikuti mode saja. Tapi, yang unik adalah tasbih untuk umat Budha. Ada juga yang terbuat dari batu Giok. Ini sangat mahal. Butir-butir tasbih tadi berkisar mulai dari 18 sampai 108 butir dan semuanya terbuat dari batu Giok yang indah. Harga yang bukan suntikan berkisar antara 1.000 sampai 2.500 yuan. Di bawah  harga itu, bisa diragukan keasliannya.


(bersambung)

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong
(1) Twako
(2) Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997
(3) Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji
(4) Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC
(5) Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987
(6) Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia
(7) Memenuhi Keinginan Terpendam Duapuluh Tahun yang Silam.

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (3): Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji

JAWA POS, MINGGU WAGE 28 DESEMBER 1986

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (3)
Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji


Seperti meja karambol yang membudaya dalam masyarakat Indonesia, begitulah meja mahyong membudaya dalam masyarakat Cina di Hongkong. Bukan cuma dianggap sebagai alat buat main judi, tetapi lebih dari itu, permainan mahyong yang serba ramai bisa dianggap sebagai tempat orang bersosialisasi. Artinya, orang Cina di sana akan malu sekali kalau tak bisa main mahyong.

Mahyong tampaknya menjadi ciri budaya Cina yang khas. Orang Barat jika berdiam diri di sebuah hotel akan marah bila ada dua atau tiga orang Cina yang bermain mahyong di situ. Bukan karena mereka melihat orang bermain judi, melainkan hirup pikuk yang ditimbulkan oleh pemain mahyong itu penyebabnya. Teriakan-teriakan dari si pemain yang bercampur-aduk satu sama lain memang sangat riuh. Hiruk pikuk ini mungkin sesuai  dengan karakteristik bangsa Cina itu sendiri.  Seperti orang bertengkar saja. Satu sama lain saling teriak, sedang biji-biji permainan mahyong memperdengarkan suara kletek-kletek yang sangat ramai.

Di Hongkong, mahyong bukan sedekar permainan seperti orang main karambol yang dapat dipakai buat sosialisasi maupun judi. Tapi, mahyong sudah merupakan gaya hidup orang Hongkong. Dapat mencandui. Berbeda dengan permainan balapan kuda yang sebenarnya juga merupakan judi yang legal dan diperbolehkan pemerintah, ada juga judi di kalangan pribumi Hongkong yakni permainan domino. Mahyong ini, bisa berfungsi ganda untuk sosialisasi atau judi, kebanyakan diperuntukkan untuk judi. Ia merupakan bentuk perjudian yang sangat digemari, karena di dalam permainan mahyong diperlihatkan ketangkasan berjudi yang membutuhkan ketrampilan setingkat dengan permainan backgammon atau bridge.

Karenanya meskipun judi dapat dikategorikan ilegal di hongkong, mahyong mempunyai makna tersendiri. Pemerintah kolonial Inggris tak bisa menangkapi mereka yang melakukan permainan mahyong di tempat terbuka, karena di atas meja atau di sekitarnya tak ada uang.

Tak mengherankan, tuntutan ketrampilan bermain mahyong begitu banyak. Ada pepatah Cina yang bermakna, ajaklah calon menantu Anda bermain mahyong terlebih dulu, sebelum dipungut menantu. Dari situ, nanti akan kelihatan kelihaiannya sebagai manusia, juga ketelitiannya dan kecerobohannya. Pepatah itu memang bisa membuat orang makin tekun belajar mahyong. Sebab, makin tinggi mahyong dipermainkan, tingkat seninya makin indah pula.

Permainan mahyong bermula pada Dinasti Sung (960-1279). Pada waktu itu, dimainkan dengan 40 potong kertas, masing-masing bergambar pada satu sisi. Pada saat dimulai, masing-masing dari empat pemain menerima delapan kartu terbuka dan delapan kartu untuk ditukar.

Pada Dinasti Ching (1644-1911), pada saat pemberontakan Taiping pada pertengahan abad lalu, tentara mempopulerkan permainan ini dan kartu kertas yang gampang rusak diganti dengan bambu, gading atau tulang dan semuanya diukir gambar seperti semula pada kartu kertas.

Dengan gambaran seperti itu, saya, tadinya mempunyai anggapan bahwa di kaki lima Hongkong, pasti banyak orang menjual lembaran kupon judi, seperti di sini orang menjual kupon Porkas. Tapi sampai tiga hari saya di sana, tak melihat orang menjual kupon seperti ini. Saya pikir, Hongkong berhasil membuat orang Cina tidak berjudi lagi.

Tapi, betapa terkejutnya saya , ketika seorang perwakilan wisata RRC yang kebetulan sore itu mengajak saya berkeliling kota (agen itu berasal dari Indonesia dulunya). Menunjukkan ke sebuah gedung bertembok tinggi hampir bulat bentuknya. Dia mengatakan bahwa inilah tempat adu balap yang terkenal di Hongkong. Ada dua tempat katanya, tapi yang terkenal ditunjuk itu. Yang membuat saya terkejut ialah, bahwa ia kemudian mengatakan, jumlah uang yang berhasil disedot dari arena balap kuda ini setiap harinya adalah 3 miliar dolar Hongkong. Bayangkan, jumlah tersebut kalau dirupiahkan adalah dikalikan 212. Sehingga dengan demikian, kita akan mendapat angka 636 miliar rupiah. Ini sehari. Berapa Sebulan? Lantas kalau setahun kita mesti menghitung dengan kalkulator, sebab jumlahnya betul-betul fantastis.

Angka tersebut bener-bener membuat saya menggelengkan kepala. Hongkong, dengan demikian, sudah bisa hidup dari hasil balapan kudanya saja.Luar bisaa memang. Karenanya, tak mengherankan kalau tv Hongkong secara periodik sehari menyiarkan hasil balapan kuda tadi. Bahkan, ada channel khusus untuk itu, surat-surat kabar di sana, baik yang berbahasa Inggris maupun yang berbahasa Cina, semuanya mengumumkan kuda-kuda favorit di mana yang hari ini akan turun gelanggang. Sehingga, dengan demikian mereka akan bisa mengadakan tebakan kalau ingin membeli kupon yang resmi.

Orang Cina tentunya bukan orang Cina kalau tak pandai-pandai memanfaatkan situasi. Diam-diam mereka memanfaatkan kepopuleran balapan kuda itu jadi Bandar. Tentunya Bandar gelap, semacam Bandar buntut di Indonesia. Mereka tak perlu modal. Yang diperlukan kepercayaan. Modal utamanya adalah telepon dan jaringan penerimaan lewat telepon ini sudah meluas, bahkan sampai ke daratan Cina. Bukan main omzet mereka. Begitu data disampaikan pada saya, sungguh data itu menunjukkan angka yang menakjubkan. Hampir sekitar 2 ½ miliar sehari. Hampir sama dengan penerimaan kupon-kupon resmi yang diterima pemerintah kolonial di sana.

Yang lucu adalah judi dengan kartu domino ada juga di sana. Dimainkan oleh tiga atau empat orang. Taruhannya memang tidak banyak. Cuma sepuluh sen setiap balok.  Cukup kecil untuk ukuran sana dan bisaanya untuk mengisi waktu.

Kembali ke soal balapan kuda yang tadi. Yang legal sudah barang tentu tak ada masalah dalam soal pembayarannya. Sudah ada ketentuan yang pasti di kupon, berapa Anda peroleh untuk tiap etape yang dimenangkan oleh kuda yang Anda lingkari nomernya. Tapi, bagaimana dengan ilegal? Apakah adakah jaminan hukumnya, terutama kalau pesannya saja via telepon dan sama sekali tidak ada bukti kupon di tangan anda?

Di sinilah sebenarnya keunggulan orang Cina. Kepercayaan mereka pegang teguh. Menurut sumber yang saya peroleh, dalam sejarah balapan kuda yang sudah berlangsung sejak lama, tidak pernah terdengar pertikaian yang disebabkan oleh kelompok Bandar ilegal yang nakal. Kebanyakan yang menang dibayar penuh dan diantar ke rumah. Ini benar-benar suatu kepercayaan yang luar bisaa.

Menurut data yang saya peroleh, jumlah hasil balapan kuda yang di sana dikatakan olahraga balap kuda, merupakan yang paling besar ketimbang permainan serupa di manapun juga. Bahkan, dengan arena balap kuda di AS. Ini kalo diperhitungkan dengan jumlah kupon yang terjual. Hasil balapan kuda di Hongkong memang betul-betul punya banyak arti bagi pemerintah kolonial Inggris di sana. Konon, sebagian dari perang Malvinas, meskipun kecil pembiayaannya diambil dari sumber ini. Desas desus yang terakhir ini memang tidak menyenangkan masyarakat Hongkong di sana. Sebab mereka ingin hasil dari balapan kuda tadi dikembalikan untuk kepentingan masyarakat sana. Artinya, dari situ pemerintah mempunyai dana untuk mendirikan flat-flat guna kepentingan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Yang unik ialah, selama di Hongkong saya benar-benar tidak melihat orang berjualan balapan kuda tadi. Jadi, mereka seperti saya utarakan di atas, bekerja secara tertib, sehingga memperlihatkan wajah Hongkong yang sama sekali tidak ada perjudiannya. Ini sudah barang tentu sangat berlainan dengan sistem penjualan Porkas yang dilakukan secara bebas dan mencolok sehingga kemudian timbul pro dan kontra.

Balapan kuda di Hongkong, ternyata pada akhirnya juga mempunyai dampak negatif terhadap struktur sosial keluarga di sana. Kebanyakan mereka mempunyai apartemen menyewakan kamar-kamar mereka untuk turis dengan harga 70 % lebih murah daripada tarif hotel. Istri mereka juga bekerja keras untuk menghidangkan makanan sebagai servis meskipun turis harus membayar. Pertengkaran keluarga sering terjadi gara-gara balapan kuda ini. Dari pagi sampai malam, tengah malam sekalipun, suami harus mengikuti siaran tv yang menyiarkan acara balap kuda. Kalau sudah begitu, istri pasti tahu bahwa suaminya ikut pasang. Ngomel mula-mula, tapi kemudian jadi caci maki kalo sudah jengkel. Ini saya lihat sendiri pada tetangga-tetangga di Mansion tempat saya menginap. Sehingga, rumah tangga di sana ramainya minta ampun, meskipun rata-rata mereka sudah tak disertai dengan anak-anak lagi.

Tiga miliar dolar Hongkong sehari memang benar-benar bukan jumlah yang kecil. Kalau itu disebut judi, saya tak melihat ada orang yang jatuh miskin gara-gara balapan kuda. Letak arenanya saja di pusat kota. Sehingga seandainya pemerintah kemudian melarang balapan kuda tadi karena dianggap judi, tanah itu sendiri mahalnya sudah bukan main. Jika di atasnya kemudian berdiri flat-flat dan perkantoran, maka nilainya juga sangat mahal.


(bersambung)

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong
(1) Twako
(2) Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997
(3) Dengan Mahyong Calon Menantu Diuji
(4) Beli Batu Giok di Hongkong atau RRC
(5) Ramalan Fortune Teller Hongkong tentang Tahun 1987
(6) Lalu, Apa Kata Siangseng tentang Indonesia
(7) Memenuhi Keinginan Terpendam Duapuluh Tahun yang Silam.


SINYO SIPIT

Sebuah novel perjuangan yang ditulis oleh Basuki Soejatmiko pada tahun 1985.

Bisa dibaca/download di:
Issuu: http://bit.ly/2lYBH9Z
Scribd: http://bit.ly/2AfKtmq 
Mediafire: http://bit.ly/2zn1jT6

Pernah dimuat secara bersambung di harian Jawa Pos tanggal 29 Desember 1985 hingga18 Maret 1986. Pembuatan ebook ini adalah dalam rangka dokumentasi karya Basuki Soejatmiko.

Link:
Issu 
Scribd 
Medifire

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (2): Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997


JAWA POS SABTU PON 27 DESEMBER 1986

Kisah-kisah lanjutan dari Hongkong (2)
Laporan: Basuki Soejatmiko, Wartawan Jawa Pos

Jenazah Itu Diminta Menunggu Tahun 1997

Fungshui kuburan yang jelek.

Orang Cina percaya pada banyak hal. Juga pada soal kematian. Menurut mereka, orang mati tidak sekedar mati begitu saja. Mereka masih  mempunyai pengaruh terhadap sukses tidaknya anak cucunya di kemudian hari.

Dari sinilah sebenarnya lahir fungshui, yakni ilmu tentang kuburan. Semula arti harafiahnya memang demikian, bersandar pada gunung memandang ke depan. Artinya secara luas, dengan bersandar santai pada sebuah gunung menatap ke muka, maka nenek moyang itu dengan gampang bisa mengayomi anak cucu mereka. Karena itu, bentuk kuburan orang Cina memang lucu. Membentuk gunung-gunungan yang aneh. Tebal dan tinggi di bagian belakang kemudian menurun di bagian muka. Makin kaya seseorang, makin luas gunung-gunungan tadi. Ini, maksudnya disesuaikan dengan falsafah fungshui tadi.

Tetapi sekarang, orang sulit sekali memperoleh tanah untuk kuburan. Padahal, kuburan untuk orang Cina tampaknya abadi. Artinya, tidak sekian waktu bisa dipakai untuk mengubur jenazah yang baru. Kuburan itu dipelihara terus secara turun-temurun.

Ada kepercayaan memang bahwa mereka akan” kualat” kalau tidak memelihara kuburan nenek moyang. Sedikitnya, mereka akan membersihkan kuburan itu setahun sekali. Ada hari khusus yang berlaku untuk menghormati orang mati di kalangan orang Cina, yakni hari raya Cingbing. Hari raya yang lain boleh saja berubah. Misalnya, Sincia, tanggalnya bisa terus berubah. Tahun ini jatuh tanggal 18 Februari. Tahun depan bisa saja 10 Februari, tergantung situasi perputaran matahari.

Tetapi untuk hari di mana orang Cina menghormati orang yang sudah meninggal dunia, tanggalnya selalu  tetap, yakni  tanggal 5 April. Maksudnya, supaya orang selalu ingat dan menunjukkan bahwa saat itu adalah  saat yang penting bagi orang Cina, sebab rangkaian seremoni menghormati nenek moyang merupakan adat yang sakral.

Di Hongkong sekarang ini, tentu tak gampang menjumpai makam umum. Yang ada cuma pekuburan umum, yang biasanya milik yayasan sosial. Tanah di sana yang sempit itu, tentunya lebih disenangi untuk sesuatu yang lebih ekonomis. Misalnya, untuk pembangunan gedung-gedung. Karenanya, sekarang ada gerakan membakar jenazah. Ini memang ekonomis. Demikian juga dengan jenazah-jenazah yang sudah dikebumikan lama,  dibongkar kembali. Kemudian dibakar dan abunya dititipkan di tempat perabuan itu.  Abu disimpan terus di tempat perabuan meskipun untuk itu mereka harus mengeluarkan sejumlah uang guna biaya pemeliharaan.

Ada tujuan tertentu dengantidak membuang abu jenazah ini. Mereka mengharap, jika nanti Hongkong sudah menjadi bagian RRC, maka mereka bisa membawa abu jenazah itu dengan penuh upacara ke RRC dan memakamkannya dekat makam Dr. Sun Yat Sen, pendiri Republik Cina di Nanjing.

Mereka sangat percaya bahwa makam Sun Yat Sen  mempunyai fungshui yang sangat baik. Sebab, dalam hal ini mereka percaya betul bahwa pemilihan Sun Yat sen untuk kota Nanjing sebagai kuburnya, tentunya sudah mempunyai pertimbangan yang masak dan tidak gegabah. Tidak asal meminta dikubur di Nanjing saja.

Dengan dikuburnya abu jenazah dekat makam SunYat Sen, mereka mengharapkan bahwa satu saat nanti, mereka akan mempunyai keturunan yang bisa jadi orang besar seperti Dr. Sun Yat Sen yang begitu besar jumlahnya. Tentu, kalau bisa jangan hanya abunya yang dikubur di sana, tapi jenasah aslinya. Dengan masuknya Hongkong menjadi bagian RRC, kini mulai ada yang tak mau membakar jenazah menunggu tahun 1997, saat Hongkong masuk RRC. Karena itu, kini mulai ada bisnis penitipan jenasah. Artinya, bukan lagi abu jenazah yang dititipkan melainkan peti yang berisi jenazah.

Bisnis ini yang sepintas merupakan bisnis kecil-kecilan, sebenarnya merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Mari kita rinci!

Untuk menyimpan peti mati yang berisi jenazah, sudah barang tentu peti mati itu harus prima sekali. Pembuatannya tidak boleh ada sambungannya, sehingga dengan demikian tidak semua orang bisa menitipkan peti jenazah. Apalagi, tempat penitipan ini masih sangat dirahasiakan. Hanya orang kaya yang mampu, dan yang tahu.

Kemudian, karena tempat penitipan itu tidak terlampau luas, maka peti disusun bertingkat. Artinya, kalau anda datang ingin sembayang maka yayasan yang mengelola penitipan itu harus menurunkan peti jenasah itu. Ini berarti uang juga. Kemudian menata di ruang depan dengan segala peralatan, sehingga layak keluarga bersembayang, juga merupakan situasi yang mengharuskan Anda membayar. Kemudian kalau acara tersebut sudah selesai, harus dinaikkan lagi. Ini pun harus mambayar. Sungguh, satu bisnis yang luar biasa.

Mereka menunggu sampai tahun 1997. Orang kaya di sana, tidak mau jika cuma abu mereka yang dikuburkan di RRC, tanah leluhur mereka. Mereka menghendaki jenazah mereka secara utuh setelah dibalsam dan diramu dengan ramuan yang bisa membuat jenazah itu tetap utuh sampai dua puluh tahun, nantinya bisa dikubur di sana.

Bagi kebanyakan bangsa lain, filsafat yang dipunyai Cina Hongkong ini, mungkin saja bisa menimbulkan tertawa dalam hati. Tapi, seperti yang sudah diuraikan dalam seri yang terdahulu, fungshui Hongkong yang artinya Sembilan Naga itu, sesungguhnya jelek. Juga fungshui kuburan mereka yang sekarang ini sangat jelek.  Tidak terletak pada tanah yang datar (perhatikan gambar – red), tetapi pada suatu dataran yang tengahnya digali, sehingga merupakan lembah. Artinya, kuburan itu lebih rendah dari jalan. Bagaimana nenek moyang yang dikuburkan di sana bisa memandang ke depan dan mengayomi anak cucunya, kalau letaknya lembah? Kesadaran akan halnya fungshui, membuat orang Hongkong yang makin lama makin mapan, juga mulai berpikir tentang hari esok, tentang kematian mereka. Semua orang bakal mati. Tapi, orang Cina masih berpikir terus, bagaimana harta benda yang mereka cari dengan susah payah hari ini, bisa berkembang terus di tangan anak cucu mereka.

Di Indonesia, masalah mengubur orang mati juga menjadi masalah. Setelah kota-kota besar agak tertutup, mereka mulai beralih ke kota pinggiran, di mana filosofi fungshui benar-benar bisa diterapkan, yakni bersandar ke gunung memandang ke depan.

Di Hongkong, orang tak mudah beralih ke luar kota, sebab di semua bagian, tanah sudah mahal dan tidak semua tanah boleh dijadikan tanah pekuburan. Karena itu orang Hongkong sekarang beralih ke pembakaran jenazah atau penyimpanan jenazah.

Soal penyimpanan jenazah ini, sampai sekarang memang masih dirahasiakan. Meskipun kata orang, di Taiwan masalah tersebut sudah umum. Cuma untuk pemerintahan kolonial Inggris, mungkin saja demi alasan  kesehatan, masalah tersebut masih belum ada ijinnya. Karenanya, kalau kita tanya pada masyarakat Hongkong, di mana tempat penitipan jenazah  orang mati dalam peti jenazah, mereka semua bingung dan tidak mengetahui. Menurut keterangan yang saya dapat, ada banyak tempat yang melakukan bisnis semacam itu. Saya berhasil mengunjungi yang ada di Wanchai.

Ternyata, orang Cina memang banyak akalnya. Bukan saja mereka giat mencari nafkah di dunia ini, tetapi mereka juga masih menjagakan nasib baik dari pengayoman nenek moyang mereka, nun jauh di sana…!